Your future is determined by what you start today.

TIME

Service Management dan I.T.I.L (Information Technology Infrastructure Library)

ITSM (Information Technology Service Management, Manajemen Layanan Teknologi Informasi) adalah suatu metode pengelolaan sistem teknologi informasi (TI)

Mock up Aplikasi "YurOn"

Pada pembahasan kali ini akan sedikit dijelaskan mengenai penggunaan dan tampilan dari penggunaan aplikasi "YurOn"

Penggunaan Aplikasi Android Berbasis Online Dalam Penjualan Sayur Dari Petani

Indonesia merupakan negara agraris, dengan ditunjangnya aneka produk pertanian yang dapat dihasilkan di negara ini.

Innovasi Teknologi Pertanian

Pada tugas artikel kali ini saya akan membahas beberapa innovasi khususnya pada biidang pertanian yang mungkin terdengar tidak masuk akal dimasa ini, namun akan terdengar biasa saja dimasa depan.

Minggu, 15 November 2015

ILMU SOSIAL DASAR - ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

Assalamualaikum wr.wb
Haii sobat semua.. seperti biasanya pada kali ini saya akan membahas sebuah artikel yang berhubungan dengan Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan. Artikel ini saya buat berdasarkan tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Berikut ini adalah artikel yang sudah saya rangkum


ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

Judul "Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan" memberi petunjuk adanya sesuatu yang intern, mungkin permasalahannya ialah adanya kontinuitas dan perubahan, harmoni atau disharmoni. Tidak mustahil ketiga masalah ini akan melihat masa lampau atau masa depan yang penuh dengan ketidakpastian dan dapat melibatkan perdebatan semantika.

Keperluan sekarang adalah pengetahuan ilmiah yang harus ditingkatkan karena pengetahuan, perbuatan, ilmu dan etika makin saling bertautan. Berulang kali harus diambil keputusan dalam menerapkan secara praktis pengetahuan ilmiah. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi, interelasi, interdependensi dan ramifikasi (percabangannya).

ILMU PENGETAHUAN

Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatis. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), di antaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Menurut Decades ilmu pengetahuan merupakan serba budi. Bacon dan David Home diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Immanuel Kant mengartikan pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Teori Phyroo mengatakan bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.

Untuk membuktikan apakah isi pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori-teori kebenaran pengetahuan. Banyak teori dan pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu definisi ilmu pengetahuan akan mengalami kesulitan. Sebab, membuat suatu definisi dari definisi ilmu pengetahuan yang dikalangan ilmuwan sendiri sudah ada keseragaman pendapat, hanya akan terperangkap dalam tautologis (pengulangan tanpa membuat kejelasan) dan pleonasme atau mubazir saja.

Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan sikat yang bersifat ilmiah. Sikap yang bersifat ilmiah itu meliputi empat hal :

1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih
2. Selektif
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian

TEKNOLOGI

Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan (body knowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of art) yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi, menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. "Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisika dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani." (Eugene Staley, 1970)

Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan sosial
b. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
c. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. 

Demikian pula dengan teknik mampu mengelimkinasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis

d. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
e. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
f. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
g. Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri

Teknik-teknik manusiawi yang dirasakan pada masyarakat teknologi, terlihat dari kondisi kehidupan manusia itu sendiri. Manusia pada saat ini telah begitu jauh dipengaruhi oleh teknik. Gambaran kondisi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Situasi tertekan
2. Perubahan ruang dan lingkungan manusia
3. Perubahan waktu dan gerak manusia
4. Terbentuknya suatu masyarakat massa
5. Teknik-teknik manusiawi dalam arti ketat

Akibat kondisi yang dipaparkan tadi, dampak tenik itu sendiri bagi manusia sudah dirasakan dan fenomenanya nampak. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.

Teknologi tepat guna sering tidak berdaya menghadapi teknologi barat, yang sering masuk dengan ditunggangi oleh segilintir orang atau kelompok yang bermodal besar. Ciri-ciri teknologi barat tersebut adalah :

1. Serba intensif dalam segala hal
2. Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat ketergantungan
3. Kosmologi atau pandangan teknologi barat adalah menganggap dirinya sebagai pusat yang lain feriferi, waktu berkaitan dengan kemajuan secara linier, memahami realitas secara terpisah dan berpandangan manusia sebagai tuan atau mengambil jarak dengan alam

ILMU PENGETAHUAN DAN NILAI

Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini besar kaitannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan pembangunan, yang ada pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Masalah nilai kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, menyangkut perdebatan sengit dalam menduduk perkarakan nilai dalam kaitannya dengan ilmu dan teknologi. Sehingga kecenderungan sekarang ada dua pimikiran yaitu, yang menyatakan ilmu bebas dan nilai yang menyatakan ilmut tidak bebas nilai.

Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu : Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis.
Komponen Ontologis kegiatannya adalah menafsirkan hikayat realitas yang ada, sebagaimana adanya (das sein), melalui desuksi-desuksi yang dapar diuji secara fisik. Artinya ilmu harus bebas dari nilai-nilai yang sifatnya dogmatik.

Komponen Epistemologis berkaitan dengan nilai atau moral pada saat proses logis-hipotesis-verifikasi. Sikap moral implisit pada proses tersebut. Asas moral yang terkait secara eksplisit yaitu kegiatan ilmiah harus ditujukan kepada pencarian kebenaran dengan jujur tanpa menduhulukan kepentingan kekuatan argumentasi pribadi

Komponen Aksiologis artinya lebih lengket dengan nilai atau moral. Dimana ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan demi kemaslahatan manusia. Ilmu adalah bukan tujuan tetapi sebagai alat atau sarana dalam rangka meningkatkan taraf hidup manusia, dengan memperhatikan dan mengutamakan kodrat dan martabat manusia serta menjaga kelestarian lingkungan alam.

KEMISKINAN

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh dan lain-lain. (Emil Salim, 1982) Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan dan sebagainya
b. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri
c. Tingkat pendidikan mereka rendah
d. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas, berusaha apa saja
e. Banyak yang hidup di kota berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan

Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikategorikan kedalam tiga unsur,

1. Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan

Kemiskinan buatan ini, selain ditimbulkan oleh struktur ekonomi, politik, sosial dan kultur juga dimanfaatkan oleh sikap "penenangan" atau "nrimo", memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir Tuhan.
Kalau   kita   menganut     teori   fungsionalis         dari        statifikasi             (tokohnya           Davis),
maka    kemiskinanpun        memiliki     sejumlah fungsi    yaitu    :                

1) Fungsi       ekonomi        :   penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial ,   membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang    bekas    (masyarakat       pemulung).

2) Fungsi    sosial    : menimbulkan altruisme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup   bagi   si  kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya      badan    amal.

3) Fungsi kultural     : sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan    dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia.

4) Fungsi politik     :  berfungsi sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk    musuh bersaing bagi kelompok lain.

Walaupun kemiskinan mempunyai fungsi, bukan berarti menyetujui lembaga     tersebut.Tetapi, karena kemiskinan berfungsi maka harus dicarikan fungsi lain sebagai pengganti.

Sekian artikel yang dapat saya rangkum, tanpa mengurangi rasa hormat saya sudi kiranya para pembaca sekalian memberi komentar untuk mengkoreksi kekurangannya.
Terimakasih..
Assalamualaikum wr.wb.
Share:

Senin, 09 November 2015

ILMU SOSIAL DASAR - MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN


  1. Assalamualaikum wr.wb
    Haii sobat semua.. seperti biasanya pada kali ini saya akan membahas sebuah artikel yang berhubungan dengan Masyarakat pedesaan dan Masyarakat Perkotaan. Artikel ini saya buat berdasarkan tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Berikut ini adalah artikel yang sudah saya rangkum


  1. MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF

    A. PENGERTIAN MASYARAKAT
    Mengenai arti masyarakat, terdapat beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :
    R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusiayang telaha cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikirtentang dirinya dalam satu kesatuan social dengan batas-batas tertentu.
    M.J. Herskovits : Mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan danmengikuti satu cara hidup tertentu.
    J.L. Gillin dan J.P. Gillin : Mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar danmempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputipengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
    S.R. Steinmetz: Seorang sosiolog bangsa Belanda mengatakan, bahwa masyarakat adalah kelompokmanusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pegelompokan manusia yang kecil, yang mempunyaiperhubungan yang erat ada teratur.
    Hasan Shadily : Mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia,yang dengan pengaruh bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
    Dalam arti luas masyarakat dimaksud keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidakdibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Dalam arti sempit masyarakat dimaKsud sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

    B. MASYARAKAT PERKOTAAN
    Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yangberbeda dengan masyarakat pedesaan. Orang-orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhanhidup. Hal ini disebabkan oleh karena pandangan warga kota sekitarnya.
    Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
    Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Kegiatan-kegiatan keagamaan hanya setempat di tempat-tempat peribadatan.
    Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.
    Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yangnyata.
    Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
    Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksiyang terjadi lebihdidasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
    Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehinggapembagian waktu yang tyeliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
    Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalammenerima pengaruh-pengaruh dari luar.

    C. PERBEDAAN DESA DAN KOTA
    Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petun,ink untuk membedakan antaradesadankota. Dengan melihat pcrbedaan-perbedaan yang ada mudah-mudahan akan dapat mengurangi kesulitandalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat pedesaan atau masyarakatperkotaan.
    Ciri-ciri tersebut antara lain :
    Jumlah dan kepadatan penduduk, Lingkungan hidup, Mata pencaharian, Corak kehidupan social, Stratifikasi social, Mobilitas social, Pola interaksi social, Solidaritas social, Kedudukan dalam hierarki system administrasi nasional.

    HUBUNGAN DESA DAN KOTA
    Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlahdua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain.Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifatketergantungan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan panganseperti beras, sayur­mayur,daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis­-jenis pekerjaantertentudi kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-­proyek perumahan, proyek pembangunan atauperbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.

    Dalam kenyataannya hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapapembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal, luas lahanpertanian sulit bertambah, terutama di daerah yang sudah lama berkembang seperti pulau Jawa.
              
     3. Aspek Positif dan Negatif
     Untuk menunjang aktivitas warganya serta untuk memberikan suasana aman, tenteram dan nyaman padawarganya, kota dihadapkan pada kebarusan menyediakan berbagai fasilitas kebidupan dan keharusan untukmengatasi berbagai masalah yang timbul sebagai akibat aktivitas warganya. Dengan kata lain kota barnsberkembang.
    Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen-komponen yang membentuk struktur kotatersebut. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan danpertumbuhan kota tersebut.
    Kota secara internal pada hakikatnya merupakan satu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen, meliputi " Penduduk, kegiatan usaha dan wadah" ruang fisiknya. Ketiganya saling berkait, pengaruh-mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antara ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota hams mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kotadengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.
    Di pihak lain, kota mempunyai juga peran/fungsi esternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalam kerangka wilayah dan daerah­daerah yangdilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian inidiharapkan bahwa suatu pengembangan kota tidak mengarah pada satu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, Karena keduanya saling pengaruh-mempengaruhi.

    4. Masyarakat Pedesaan
    A. PENGERTIAN DESA/PEDESAAN
    Desa adalah suatu kesatuan hokumdi mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
    Dengan ciri-cirinya sebagai berikut :
    Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
    Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
    Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
    dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agrarisadalah bersifat sambilan.

    Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama wargadesa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat hakikatnya.
    Oleh karena anggota masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama, maKa merekaselalu bekerja sama untuK mencapai kepentingan­kepentingan mereka. Seperti pada waktu mendirikanrumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiKi jalan desa, membuat saluran air dan sebagainya, dalamhal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama.

    B. HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
    Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kotadianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan ataukekusutan pikir. Maka tidak jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan kekusutan pikir tersebutpergilah mereka ke luar kota.
    Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala,khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.
    Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan konflik, kontraversi, kompetisi, kegiatan pada masyarakat pedesaan.

    C. SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA
    Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :
    Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya itu sebagaisesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus menghindarihidup yang nyata dan menghindar diri dengan bersembunyi di dalam kebatinan atau bertapa, bahkansebaliknya.
    Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadang untuk mencapaikedudukannya.
    Mereka berorientasi pada masa ini kurang memperdulikan masa depan. Bahkan kadang-kadang ia rindu masalampau, mengenang kekayaan masa lampau.
    Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya merupakansesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak  terulangkembali.
    Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalamhidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.

    D. UNSUR-UNSUR DESA
    Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya, termasukjuga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat. Penduduk, adalah hal yangmeliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat. Tatakehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-iKatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-belukkehidupan masyarakat desa.
    Daerah menyediakan kemungkinan hidup, penduduk menggunakan kemungkinan yangdisediakan oleh daerah itu guna mempertahankan hidup. Tata kehidupan, dalam artian yang baikmemberikan jaminan akan
    ketenteraman dan keserasian hidup bersama di desa.
    Unsur letak menentukan besar-kecilnya isolasi suatu daerah terhadap daerah-daerah lainnya.Desayang terletak jauh dart batasan kota mempunyai tanah-tanah pertanian yang luas. Ini disebabkan Karenapenggunaan tanahnya lebih banyak dititik beratkan pada tanaman pokok dan beberapa tanaman perdagangan daripada gedung-gedung atau perumahan.
    Penduduk merupakan unsur yang peacing bagi desa. Kadang-kadang di beberapa desa terdapattenaga-tenaga yang berlebihan di bidang pertanian, sehingga timbul apa yang disebut dengan istilah pengangguran tak kentara.
    Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat. Masyarkat merupakan suatuyang memiliki unsur gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti karena penduduk desa merupakandimana mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal dirinya sendiri. Faktor lingkungan geografismemberi pengaruh juga terhadap kegotongroyongan ini misalnya saja:
    Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidupdan suatu bentuk adaptasi kepadapenduduk.
    Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap penduduk terutama petani-petaninya.
    Faktor bencana alam seperti letusan gunung, gempa bumi, banjir dan sebagainya yang hams dihadapi dan dialami bersama.

    E. FUNGSI DESA
    Pertama, dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan " hinterland' atau daerahdukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, di samping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain yang berasal darihewan.
    Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah(raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
    Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desaindustri, desa nelayan, dan sebagainya.
    Desa-desa di Jawa banyak berfungsi sebagai desa agraris. Beberapa desa di Jawa sudah dapat pulamenunjukkan perkembangan-perkembangan yang barn, yaitu dengan timbulnya industri-industri kecil di daerahpedesaan dan merupakan " rural industries" .
    Desa biasanya didiami oleh beberapa ribu orang saja, yang sebagian besar masihkeluarga/kerabat. Maka sering kita jumpai bahwa satu desa tersebut merupakan satu saudarasemua/kerabat. Untuk mengatur hubungan kekeluargaan menjadi lebih dekat, maka kerabat yang strukturnya sudah jauh dikawinkan dengan keturunannya. Hal ini disebabkan juga oleh cakrawala pandangan orangdesa/hubungan orang desa yang relatif terbatas.

                    Ciri-ciri masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
    Homogenitas Sosial
    Bahwa masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga polahidup tingkah laku maupun kebudayaan samalhomogen. Oleh Karena itu hidup di desa biasanya terasatenteram aman dan tenang. Hal ini disebabkan oleh pola pikir, pola penyikap dan pola pandangan yang samadari setiap warganya dalam menghadapi suatu masalah. Kebersamaan, kesederhanaan keserasian dankemanunggalan selalu menjiwai setiap warga masyarakat desa tersebut.
    Hubungan Primer
    Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilak ukan secara musyawarah. Molal masalah-masalahumum/masalah bersama sampai masalah pribadi. Anggota masyarakat satu dengan yang lain saling mengenal secara intim. Pada masyarakat desa masalah kebersamaan dan gotong royong sangat diutamakan,walaupun secara materi mungkin sangat kurang atau tidak mengijinkan.
    Kontrol Sosial yang Ketat
    Di alas dikemukakan bahwa hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan, sehinggasetiap anggota masyarakatnya saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota yang lain. Bahkanikut mengurus terlalu jauh masalah dan kepentingan dari anggota masyarakat yang lain. Kekurangan darisalah satu anggota masyarakat, adalah merupakan kewajiban anggota yang lain untuk menyorotidan membenahinya.
    Gotong Royong
    Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya. Semua masalahkehidupan dilaksankaan secara gotong royong, balk dalam arti gotong royong murni maupun gotongroyong timbal balik.
    Ikatan Sosial
    Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat. Bagi anggotayang tidak memenuhi normadan kaidah yang sudah disepakati, akandihukumdan dikeluarkandari ikatan sosialdengan Cara mengucilkan/memencilkan. Oleh Karena itu setiap anggota hams patuhdan taat melaksanakanaturan yangditentukan. Lebih­lebih bagi anggota yang baru datang, ia akan diakui menjadi anggota masyarakat tersebut (ikatan sosial tersebut).
    Magis Religius
    Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakatdesa sangat mendalam. Bahkan setiap kegiatankehidupan sehari-hari dijiwai bahkan diarahkan kepadanya. Sering kita jumpai orang Jawa mengadakan selamatan-selamatan untuk meminta rezeki, minta perlindungan, minta diampuni dan sebagainya.
    Pola Kehidupan
    Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan danpeternakan. Pada umumnya setiap anggota hanya mampu melaksanakan salah satu bidang kehidupan saja.Misalnya para petani, bahwa pertanian merupakan satu-satunya pekerjaan yang harus ia tekunidengan balk. Bilamana bidang pertanian tersebut kegiatannya kosong, maka ia hanya menunggu sampai adalagi kekgiatan di bidang pertanian.
    Di samping itu dalam mengolah pertanian semata-mata tetap/tidak ada perubahan atau kemajuan.Hal ini disebabkan pengetahuan dan keterampilan para petani yang masih kurang memadai. Olah Karena itumasyarakat desa sering dikatakan masyarakat yang stalls dan monoton.

    5. URBANSASI DAN URBANISME
    Proses urbansiasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung daripada keadaanmasyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek, yaitu :
    perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat kota
    bertambahnya penduduk kota yangdisebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa.
    6.PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT PERKOTAAN
    Dalam memahami masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, tentu tidak akan mendefinisikannyasecara universal dan objektif, tetapi berpatokan pada ciri-ciri masyarakat. Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlahorang, tinggal dalam suatu daerah tertentu, adanya system hubungan, ikatan alas dasar kepentingan bersama,tujuan dan bekerja bersama, ikatan alas dasar unsur-­unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar akan adanyainterdependensi, adanya norma-norma dan kebudayaan. Kesemua ciri-ciri masyarakat ini dicoba ditranformasikan pada desa dan kota, dengan menitik beratkan pada kehidupannya. Ciri masyarakat desajuga mungkin belum tentu benar, sebab desa sedang mengalami perkembangan struktural yang tersusun danterarah ke peningkatan integrasi masyarakat yang lebih luas sebagai akibat intensifnya hubungan kola dengandesa dan derasnya program pembangunan, sehingga dapat menimbulkan perubahan-perubahan.
    Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistemjaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan denganmasyarakat yang lain. Oleh karena itu, mempelajari suatu masyarakat berarti dapat berbicara soal struktur sosial.Untuk menjelaskan perbedaan atau ciri-ciri dari kedua masyarakat tersebut, dapat ditelusuri dalam hal lingkunganumumnya dan orientasi terhadap alam, pekerjaan, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenitas, diferensiasi sosial, pelapisan sosial, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial,pola kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem nilainya.

Share:

Senin, 02 November 2015

ILMU SOSIAL DASAR – PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

ILMU SOSIAL DASAR – PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

Assalamualaikum wr.wb
Haii sobat semua.. seperti biasanya pada kali ini saya akan membahas sebuah artikel yang berhubungan dengan Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat. Artikel ini saya buat berdasarkan tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Berikut ini adalah artikel yang sudah saya rangkum

1. PELAPISAN SOSIAL
A. PENGERTIAN
Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat yang berstrata.
Istilah Stratifikasi atau Stratification berasal dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN. Karena itu Social Stratification sering diterjemahkan dengan Pelapisan Masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan atau stratum.
Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, di mana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit ke atas.

B. PELAPISAN SOSIAL CIRI TETAP KELOMPOK SOSIAL
Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin nampaknya menjadi dasar dari seluruh sistem sosial masyarakat kuno. Seluruh masyarakat memberikan sikap dan kegiatan yang berbeda kepada kaum laki-laki dan perempuan. Dalam hubungannya dengan pembagian pekerjaan pun setiap suku bangsa memiliki cara sendiri-sendiri.
Jika kita tidak dapat menemukan masyarakat yang tidak berlapis-lapis di antara masyarakat yang primitif, maka lebih tidak mungkin lagi untuk menemukannya di dalam masyarakat yang telah lebih maju/berkembang. Bentuk dan proporsi pelapisan di masyarakat yang telah maju bervariasi, tetapi pada dasarnya pelapisan masyarakat itu ada di mana-mana dan di sepanjang waktu.
Didemokrasi-demokrasi yang modern pun juga tidak dapat mengecualikan adanya hukum-hukum pelapisan masyarakat, walaupun di dalam kontinuitasnya menyatakan bahwa " Semua manusia adalah sama (all men are created equal)”.

C. TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL
- Terjadi dengan sendirinya
Oleh Karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat di mana sistem itu berlaku. Pada pelapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada sesuatu strata atau pelapisan adalah secara otomatis.
- Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Sistem pelapisan yang dibentuk dengan sengaja ini dapat kita lihat misalnya di dalam organisasi pemerintahan, organisasi partai politik, perusahaan besar, perkumpulan-perkumpulan resmi, dan lain-lain. Pendek kata di dalam organisasi formal.

D. PEMBEDAAN SISTEM PELAPISAN MENURUT SIFATNYA.
Menurut sifatnya, maka sistem pelapisan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi :
1) Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup.
Di dalam sistem ini permindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa. Di dalam sistem yang demikian itu satu-satunya jalan untuk dapat masuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran.
2) Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka.
Di dalam sistem yang demikian ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke lapisan yang ada di bawahnya atau naik ke lapisan yang di atasnya. Sistem yang demikian ini dapat kita temukan misalnya di dalam masyarakat di Indonesia sekarang ini. Setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan untuk itu. Tetapi di samping itu orang juga dapat turun dari jabatannya bila dia tidak mampu mempertahankannya.

E. BEBERAPA TEORI TENTANG PELAPISAN SOSIAL
Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti berikut ini :
1.       Terdiri dari kelas atas dan kelas bawah
2.       Terdiri dari kelas atas, kelas menengah dan kelas ke bawah
3.       Terdiri dari kelas atas, kelas menengah, kelas menegah ke bawah dan kelas bawah
Pada umumnya golongan yang menduduki kelas bawah jumlah orangnya daripada kelas menengah, demikan seterusnya semakin tinggi golongannya semakin sedikit jumlah orangnya. Dengan demikian sistem pelapisan masyarakat itu mengikuti bentuk piramid.

2. KESAMAAN DERAJAT
1) PERSAMAAN HAK
Adanya kekuasaan negara seolah-olah hak individu lambat-laun dirasakan sebagai suatu yang mengganggu, karena di mana kekuasaan negara itu berkembang, terpaksalah ia memasuki lingkungan hak manusia pribadi dan berkuranglah pula luas batas hak-hak yang dimiliki individu itu. Yaitu kekuasaan manusia yang berwujud dalam hak-hak dasar beserta kebebasan asasi yang selama itudimilikinyadengan leluasa,dan kekuaasaan yang melekat pada organisasi dan dalam bentuk masyarakat yang merupakan negara tadi.
2) PERSAMAAN DERAJAT DI INDONESIA
Sebagaimana kita ketahui Indo­nesia menganut asas bahwa setiap warga negara tanpa kecualinya memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan, dan ini sebagai konsekuensi prinsip dari kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan.
Hukum dibuat dimaksudkan untuk melindungi dan mengatur masyarakat secara umum tanpa adanya perbedaan.
Di dalam perumusan ini dinyatakan adanya suatu kewajiban dasar di samping hak asasi yang dimiliki oleh warga negara. yaitu kewa,jiban untuk menjunjung hukumdan pemerintahan itudengan tidak ada kecualinya.

3. ELITE DAN MASSA
 1. Elite
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitenya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitif.
Fungal Elite dalam memegang Strategi.
Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit, dalam kelompok heterogen maupun homogen selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan massa. Penentuan golongan minoritas ini didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap persona yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta andilnya dalam meletakkan dasar-dasar kehidupan pada masa-masa yang akan datang. Golongan minoritas yang berada pada posisi alas yang secara fungsional dapat berkuasa adan menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite. Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu kolektivitas dengan cara yang bernilai sosial.
Kelompok minoritas yang mempunyai nilai secara sosial ini berkembang sejalan dengan perkembangan fungsional dalam suatu masyarakat. Pengembangan elite sebagai suatu kelompok minor yang berpengaruh dan menentukan dalam masyarakat tetap beranjak dari fungsi sosialnya di samping adanya pertimbangan-pertimbangan lain sesuai dengan latar belakang sosial budaya masyarakat.
Di dalam masyarakat yang heterogen tentu banyak nilai yang dijadikan anutan karena setiap golongan atau suku bangsa tentu memiliki kebiasaan, kebudayaan maupun adat-istiadat sendiri-sendiri. Di sini para elite hamsdapat menyesuaikan dirinya dalam menguasai masyarakat. Dalam hal ini mereka barns memperhatikan beberapa fungsidalam pengambilan kebijaksanaan untuk memimpin masyarakatnya agar terjadi kerjasama yang balk dalam mencapai tujuan.
Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat bagaimanapun juga menjadi tanggung jawab mereka untuk dapat bekerjasama lain di dalam tiap lembaga kehidupan masyarakat. Mungkin di dalam suatu masyarakat biasanya tindak-tanduk elite merupakan contoh, dan sangat mungkin seorang elite diharapkan dapat melakukan segala fungsi yang multi dimensi walaupun kadang-kadang hal itu sulit dilaksanakan.

 2. Massa
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi yanag secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers. atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas.

Hal-hal yang penting dalam massa
Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang membedakan di dalam massa :
A.      Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda.
B.      Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim.
C.      Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota­anggotanya.

4. PEMBAGIAN PENDAPATAN

1) KOMPONEN PENDAPATAN
Pada dasarnya dalam kehidupan ekonomi itu. hanya ada dua kelompok, yaitu rumah tangga produsen dan rumah tangga konsumen. Dalam rumah tangga produsen dilakukan proses produksi. Pemilik faktor produksi yang telah menyerahkan atau mengikutsertakan faktor produksinya ke dalam proses produksi akan memperoleh balas jasa. Pemilik alam (tanab) akan memperoleh sewa. Pemilik tenaga akan memperoleh upah. Pemilik modal akan memperoleh bunga dan pengusaha (skill) akan memperoleh keuntungan.
Semua hulas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi tersebut merupakan pendapatan nasional. Dan besar kecilnya sangat tergantung dari peranan atau penting tidaknya faktor produksi tersebut. Selain itu. juga dipengaruhi oleb sistem distribusi dan redistribusi yang berlaku.
Pedagang yang melakukan jasa berupa menjual basil pertanian yang telah dibelinya, daridesa ke kota, akan memperoleh hulas jasa berupa: keuntungan, upah Karena telah mengangkutnya kc kota, bunga modal Karena mengikutsertakan modalnya dalam perdagangan. Sedangkan sewa tanahnya yang berupa retribusi pasar dibayarkan kc pemerintah. Demikian prosesnya, untuk semua proses produksi.

2) PERHITUNGAN PENDAPATAN
Apabila diteliti lebih lanjut, masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi besarnya upah atau sewa tanah, walaupun basil yang dapat diperolehnya letup. Namun demikian, tingkat upah atau sewa tanah itu tidak bergerak bebas naik terns-menerus.

a. Sewa tanah
Bunga tanah atau sewa tanah adalah bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh pemilik tanah, Karena ia telah menyewakan tanahnya kepada penggarap. Pendapatan yang diterima tersebut hanya semata-mata Karena hak milik dan bukan Karena ia ikut serta menyumbang jasanya dalam proses produksi.

b. Upah
Upah adalah bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh buruh, Karena menyumbangkan tenaganya dalam proses produksi. Menurut David Ricardo, upah ini sebagai harga dari tenaga kerja. Upah yang diterima buruh berupa uang disebut upah nominal, sedangkan barang atau jasa yang dapat dibelinya dengan upah nominal tersebut disebut upah riil.
Sistem pemberian upah dalam perjanjian kerja dapat berupa upah harian, upah borongan, upah satuan, upah menurut waktu, upah dengan premi dan sebagainya. Sistem upah yang mana yang akan dipergunakan, tergantung daripada kesepakatan antara kedua belah pihak, yaitu pekerjadan pengusaha.

c. Bunga modal
Sewa modal atau bunga adalah bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh pemilik modal, karena telah meminjamkan modalnya dalam proses produksi. Modal yang ikut sorta dalam proses produksi akan memperbesar basil produksi.
Jean Babtiste Say mengemukakan teori produktivitas. Pada prinsipnya modal itu sebenarnya membantu terlaksananya produksi dan bahkan mempertinggi basil. Jadi sewa modal yang diserahkan kepada pemilik modal adalah bagian dari pertambahan produksi akibat penggunaan modal.
Teori pengorbanan (Nassau William Senior) pada dasarnya membahas bahwa : modal itu memberikan kenikmatan kepada yang mempergunakan, tetapi sebaliknya bagi pemilik sudah susah payah mengumpulkannya, setelah terkumpul diserahkan kepada orang lain. Judi dapatlah dikatakan bahwa bunga modal itu merupakan balas jasa pengorbanan.
d. Laba pengusaha
Pengusaha memperoleh balas jasa yang berupa keuntungan, Karena telah mengorganisasi faktor-faktor produksi dalam melakukan proses produksi. Josseph Schumpeter denngan teori keunggulan mengemukakan bahwa pengusaha itu keunggulannya tidak sama, tetapi yang lebih unggul adalah mereka yang berhasil menemukan kombinasi baru seperti metode produksi baru, efisiensi dan daerah penjualan yang baru. Pengusaha yang unggul inilah yang memperoleh laba. Pendapatan pengusaha itu diperoleh dari beberapa sumber apabila semua faktor produksi merupakan milik pribadi. Tetapi apabila hanya sebagian saja yang merupakan hak milik, maka balas jasa faktor produksi yang diterima oleh pengusaha hanyalah jasa dari faktor yang dimiliki saja. Sedangkan balas jasa lainnya diserahkan kepada pemilik faktor produksi yang dipergunakan.

3) DISTRIBUSI PENDAPATAN
Setelah dilakukan perhitungan pendapatan nasional, maka dapat diketahui kegiatan produksidan struktur perekonomian suatu negara. Lebih lanjut akan mempermudah perancang perekonomian negara, Karena telah diketahui bahan-­bahan/keterangan mengenai situasi ekonomi baik secara makro maupun sektoral. Sektor mana yang memberi sumbangan paling banyak dan juga golongan mana yang memperoleh bagian pendapatan nasional yang terbanyak.
Selanjutnya dapat diketahui berapa tingkat income perkapita, dan ini menunjukkan tingkat potensi kemakmuran rata-rata. Namun demikian, perlu disadari bahwa tingkat income perkapita itu hanya merupakan alat ukur untuk membandingkan kemakmuran suatu negara dengan negara lain. Jadi meskipun tingkat income perkapita tinggi belum berarti bahwa tingkat kemakmuran itu telah merata dan dinikmati oleh semua warga negara.
Itulah sebabnya persoalan distribusi termasuk yang paling strategis dan peka dalam masalah pendapatan nasional dan ini sering menjadi sumber kerusuhan dalam masyarakat. Terdapat dua konsep Cara pendistribusian pendapatan nasional sesuai dengan sistem perekonomian yang diterapkan.
Aliran liberal atau klasik menganggap, bahwa sesuai dengan teori ekonomi liberal, lalu-lintas dan arus distribusi pendapatan nasional dengan sendirinya berlangsung dengan baik dan adil, bila diatur oleh hukum permintaan dan penawaran secara bebas melalui pasar. Jadi berapa jumlah balas jasa yang
diterima oleh faktor-faktor produksi sebaiknya ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran. Tetapi hal ini akan menimbulkan ketidakadilan, Karena kedudukan buruk lebih lemah dibandingkan dengan pemilik modal, yang akhirnya dalam tawar- menawar mengenai harga tenaga kerja juga akan memperoleh balas jasa yang relatif sedikit.
Dari hal di alas timbulnya pemikiran bahwa pendistribusian pendapatan nasional itu perlu campur tangan pemerintah, melalui peraturan-peraturan, upah, pajak, sewa dan sebagainya. Pajak mobil dipergunakan untuk membangun rumah sakit, membangun sekolahan dan sebagainya. Di sini, mereka yang berpenghasilan kecil akan juga ikut merasakan / memperoleh bagian pendapatan nasional yang diatur melalui peraturan pemerintah.

Sekian artikel yang dapat saya rangkum, tanpa mengurangi rasa hormat saya sudi kiranya para pembaca sekalian memberi komentar untuk mengkoreksi kekurangannya.
Terimakasih..
Assalamualaikum wr.wb.
Share:

Blogger templates