Assalamualaikum wr.wb
Haii sobat semua.. seperti biasanya pada kali ini saya akan
membahas sebuah artikel yang berhubungan dengan Ilmu pengetahuan, teknologi dan
kemiskinan. Artikel ini saya buat berdasarkan tugas dari mata kuliah Ilmu
Sosial Dasar. Berikut ini adalah artikel yang sudah saya rangkum
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
Judul "Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan"
memberi petunjuk adanya sesuatu yang intern, mungkin permasalahannya ialah
adanya kontinuitas dan perubahan, harmoni atau disharmoni. Tidak mustahil
ketiga masalah ini akan melihat masa lampau atau masa depan yang penuh dengan
ketidakpastian dan dapat melibatkan perdebatan semantika.
Keperluan sekarang adalah pengetahuan ilmiah yang harus
ditingkatkan karena pengetahuan, perbuatan, ilmu dan etika makin saling
bertautan. Berulang kali harus diambil keputusan dalam menerapkan secara
praktis pengetahuan ilmiah. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu
sistem yang berinteraksi, interelasi, interdependensi dan ramifikasi
(percabangannya).
ILMU PENGETAHUAN
Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu
selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal
tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris,
umum dan akumulatis. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah
sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), di
antaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang
dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Menurut Decades ilmu pengetahuan
merupakan serba budi. Bacon dan David Home diartikan sebagai pengalaman indera
dan batin. Immanuel Kant mengartikan pengetahuan merupakan persatuan antara
budi dan pengalaman. Teori Phyroo mengatakan bahwa tidak ada kepastian dalam
pengetahuan.
Untuk membuktikan apakah isi pengetahuan itu benar, perlu
berpangkal pada teori-teori kebenaran pengetahuan. Banyak teori dan pendapat
tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu definisi ilmu pengetahuan
akan mengalami kesulitan. Sebab, membuat suatu definisi dari definisi ilmu
pengetahuan yang dikalangan ilmuwan sendiri sudah ada keseragaman pendapat,
hanya akan terperangkap dalam tautologis (pengulangan tanpa membuat kejelasan)
dan pleonasme atau mubazir saja.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif
diperlukan sikat yang bersifat ilmiah. Sikap yang bersifat ilmiah itu meliputi
empat hal :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih
2. Selektif
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat
diubah
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma
terdahulu telah mencapai kepastian
TEKNOLOGI
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku
secara akademis dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan (body knowledge),
dan teknologi sebagai suatu seni (state of art) yang mengandung pengertian
berhubungan dengan proses produksi, menyangkut cara bagaimana berbagai sumber,
tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi
tujuan produksi. "Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisika dan
biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi
sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi
itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani." (Eugene
Staley, 1970)
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja
(1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh teknik diubah
menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan sosial
b. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang
buatan tidak alamiah
c. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan
rumusan dilaksanakan serba otomatis.
Demikian pula dengan teknik mampu
mengelimkinasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis
d. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
e. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling
berinteraksi dan saling bergantung
f. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas
kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
g. Otonomi, artinya teknik berkembang menurut
prinsip-prinsip sendiri
Teknik-teknik manusiawi yang dirasakan pada masyarakat
teknologi, terlihat dari kondisi kehidupan manusia itu sendiri. Manusia pada
saat ini telah begitu jauh dipengaruhi oleh teknik. Gambaran kondisi tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Situasi tertekan
2. Perubahan ruang dan lingkungan manusia
3. Perubahan waktu dan gerak manusia
4. Terbentuknya suatu masyarakat massa
5. Teknik-teknik manusiawi dalam arti ketat
Akibat kondisi yang dipaparkan tadi, dampak tenik itu
sendiri bagi manusia sudah dirasakan dan fenomenanya nampak. Ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak
dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem
lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Teknologi tepat guna sering tidak berdaya menghadapi
teknologi barat, yang sering masuk dengan ditunggangi oleh segilintir orang
atau kelompok yang bermodal besar. Ciri-ciri teknologi barat tersebut adalah :
1. Serba intensif dalam segala hal
2. Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat
melestarikan sifat ketergantungan
3. Kosmologi atau pandangan teknologi barat adalah
menganggap dirinya sebagai pusat yang lain feriferi, waktu berkaitan dengan
kemajuan secara linier, memahami realitas secara terpisah dan berpandangan
manusia sebagai tuan atau mengambil jarak dengan alam
ILMU PENGETAHUAN DAN NILAI
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai
atau moral. Hal ini besar kaitannya tatkala dirasakan dampaknya melalui
kebijaksanaan pembangunan, yang ada pada hakikatnya adalah penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Masalah nilai kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi ini, menyangkut perdebatan sengit dalam menduduk perkarakan nilai
dalam kaitannya dengan ilmu dan teknologi. Sehingga kecenderungan sekarang ada
dua pimikiran yaitu, yang menyatakan ilmu bebas dan nilai yang menyatakan ilmut
tidak bebas nilai.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen
penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu : Ontologis, Epistemologis
dan Aksiologis.
Komponen Ontologis kegiatannya adalah menafsirkan hikayat
realitas yang ada, sebagaimana adanya (das sein), melalui desuksi-desuksi yang
dapar diuji secara fisik. Artinya ilmu harus bebas dari nilai-nilai yang
sifatnya dogmatik.
Komponen Epistemologis berkaitan dengan nilai atau moral
pada saat proses logis-hipotesis-verifikasi. Sikap moral implisit pada proses
tersebut. Asas moral yang terkait secara eksplisit yaitu kegiatan ilmiah harus
ditujukan kepada pencarian kebenaran dengan jujur tanpa menduhulukan
kepentingan kekuatan argumentasi pribadi
Komponen Aksiologis artinya lebih lengket dengan nilai atau
moral. Dimana ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan demi kemaslahatan manusia.
Ilmu adalah bukan tujuan tetapi sebagai alat atau sarana dalam rangka
meningkatkan taraf hidup manusia, dengan memperhatikan dan mengutamakan kodrat
dan martabat manusia serta menjaga kelestarian lingkungan alam.
KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatan berada dibawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh dan lain-lain. (Emil
Salim, 1982) Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis
kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah,
modal, keterampilan dan sebagainya
b. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset
produksi dengan kekuatan sendiri
c. Tingkat pendidikan mereka rendah
d. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas,
berusaha apa saja
e. Banyak yang hidup di kota berusia muda dan tidak
mempunyai keterampilan
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikategorikan
kedalam tiga unsur,
1. Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun
mental seseorang
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan
Kemiskinan buatan ini, selain ditimbulkan oleh struktur
ekonomi, politik, sosial dan kultur juga dimanfaatkan oleh sikap
"penenangan" atau "nrimo", memandang kemiskinan sebagai
nasib, malahan sebagai takdir Tuhan.
Kalau kita
menganut teori fungsionalis dari statifikasi (tokohnya Davis),
maka kemiskinanpun memiliki sejumlah fungsi yaitu
:
1) Fungsi ekonomi :
penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial
, membuka lapangan kerja baru dan
memanfaatkan barang bekas (masyarakat pemulung).
2) Fungsi sosial
: menimbulkan altruisme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi
si kaya, sebagai ukuran kemajuan
bagi kelas lain dan merangsang munculnya
badan amal.
3) Fungsi kultural
: sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia.
4) Fungsi politik : berfungsi sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok lain.
Walaupun kemiskinan mempunyai fungsi, bukan berarti menyetujui
lembaga tersebut.Tetapi, karena kemiskinan berfungsi maka harus dicarikan fungsi lain sebagai pengganti.
Sekian artikel yang dapat saya rangkum, tanpa mengurangi
rasa hormat saya sudi kiranya para pembaca sekalian memberi komentar untuk
mengkoreksi kekurangannya.
Terimakasih..
Assalamualaikum wr.wb.
0 komentar:
Posting Komentar