Assalamualaikum wr.wb
Haii sobat semua.. seperti biasanya pada kali ini saya akan
membahas sebuah artikel yang berhubungan dengan Prasangka, Diskriminasi dan
Etnosentrisme. Artikel ini saya buat berdasarkan tugas dari mata kuliah Ilmu
Sosial Dasar. Berikut ini adalah artikel yang sudah saya rangkum.
1. PERBEDAAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
Sikap yang negatif terhadap sesuatu.disebut prasangka.
Walaupun dapat kita garis bawahi bahwa prasangka dapat juga dalam pengertian
positIf.
Namun demikian belum jelas benar ciri-ciri kepribadian mana
yang membuat seseorang mudah berprasangka. Sementara pendapat menyebutkan bahwa
orang yang berintelegensi tinggi. lebih sukar untuk bersikap berprasangka.
Prasangka bersumber dari suatu sikap.
Diskriminasi menunjuk
kepada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap berprasangka dan
diskriminasi seolah-olah menyatu, tidak dapat dipisahkan.
Seorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak
diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja
seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar belakang pada suatu prasangka.
Demikian juga sebaliknya, seseorang yang berprasangka dapat saja berprilaku
tidak diskriminatif.
Sikap
berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil hanya berdasarkan pada
pengalaman atau apa yang didengar. Lebih-lebih lagi bila sikap berprasangka itu
muncul dari jalan fikiran sepintas, untuk kemudian disimpulkan dan dibuat pukul
rata sebagai sifat dari seluruh anggota kelompok sosial tertentu. Apabila
muncul suatu sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial
lain, atau terhadap suatu suku bangsa, kelompok etnis tertentu, bisa jadi akan
menimbulkan pertentangan-pertentangan sosial yang lebih luas.
1. 1. SEBAB-SEBAB TIMBULNYA PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
(a) Berlatar belakang sejarah.
Orang" orang kuli putih di Amerika Serikat berprasangka
negatif terhadap orang-orang Negro, berlatar belakang pada sejarah masa lampau,
bahwa orang-orang kulit putih sebagai tuan dan orang-orang Negro berstatus
sebagai budak.
(b) Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosio - kultural dan
situasional.
Suatu prasangka muncul dan berkembang dari suatu individu
terhadap individu lain, atau terhadap kelompok sosial tertentu manakala terjadi
penurunan status atau pada sisi lain prasangka bisa berkembang lebih jauh,
sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok orang-orang kaya dengan
golongan orang-orang miskin.
(c). Bersumber dari
faktor kepribadian.
Tipe authoritarian personality adalah sebagai ciri
keperibadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat
konservatif dan bersifat tertutup.
(d). Berlatar belakang dari perbedaan keyakinan, kepercayaan
dan agama.
Bisa ditambah lagi dengan perbedaan pandangan politik,
ekonomi dan ideologi. Prasangka yang berakar dari hal-hal tersebut di alas
dapat dikatakan sebagai suatu prasangka yang bersifat universal. Berdirinya
fakta-fakta pertahanan seperti NATO atau SEATO adalah contoh-contoh jelas dan
gamblang berakar dari adanya suatu prasangkadan adanya politik global dari
negara-negara adikuasa.
1.2. DAYA UPAYA UNTUK MENGURANGI/MENGHILANGKAN PRASANGKA DAN
DISKRIMINASI.
A. Perbaikan kondisi sosial ekonomi.
Pemerataan pembangunan dan usaha peningkatan pendapatan bagi
warga negara Indonesia yang masih tergolong di bawah garis kemiskinan akan
mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan sosial anatar si kaya dan si miskin.
Melalui pelaksanaan program-program pembangunan yang mantap
yang didukung oleh lembaga-lembaga ekonomi pedesaan.
Dengan begitu prasangka-prasangka ketidakadilan dalam sektor
perekonomian antara kelompok kuat dan kelompok ekonomi lemah sedikit banyak
dapat dikurangi dan akhirnya akan sirna.
B.Perluasan kesempatan belajar.
Adanya usaha-usaha pemerintah dalam perluasan kesempatan
belajar bagi seluruh warganegara Indonesia, paling tidak dapat mengurangi
prasangka bahwa program pendidikan. terutama pendidikan tinggi hanya dapat
dinikmati oleh kalangan masyarakat menengah dan kalangan atas.Dengan memberi
kesempatan luas untuk mencapai tingkat pendidikan
dari tingkatdasar sampai perguruan tinggi bagi seluruh warga
negara Indonesia tanpa kecuali, prasangka dan perasaan tidak adil pada sektor
pendidikan cepat atau lambat akan hilang lenyap.
C. Sikap terbuka dan sikap lapang.
Harus selalu kita sadari bahwa berbagai tantangan yang
datang dari luar ataupun yang datang dari dalam negeri. semuanya akan dapat
merongrong keutuhan negara dan bangsa. Kebhinekaan masyarakat berikut sejumlah
nilai yang melekat, merupakan basis empuk bagi timbulnya prasangka,
diskriminasi, dan keresahan. Berbagai ideologi secara historis pernah mendapat
tempat dan berkipra di republik ini, bukan mustahil akan mengambil manfaat
kemajemukan kultur, status dan kelas masyarakat
2. ETNOSENTRISME
Suku bangsa, ras tersebut cenderung menganggap kebudayaan
mereka sebagai salah ssesuatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat
alam dan sebaginya. Segala yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki,
dipandang sebagai sesuatu yang kurang baik, kurang estetis, bertentangan dengan
kodrat alam dan sebagainya. Hal-hat tersebut di atas dikenal sebagai
ETNOSENTRISME, yaitu suatu kecendrungan yang menganggap nilai-nilai dan
norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang prima, terbaik, mutlak dan
dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain.
Etnosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang
universal, dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar.
Dengan demikian etnosentrisme merupakan kecendrungan tak sadar untuk
menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaannya
sendiri.
Sekian artikel yang dapat saya rangkum, tanpa mengurangi
rasa hormat saya sudi kiranya para pembaca sekalian memberi komentar untuk
mengkoreksi kekurangannya.
Terimakasih..
Assalamualaikum wr.wb.
0 komentar:
Posting Komentar